Sabtu, 15 April 2017

Segumpal Daging



Segumpal Daging yang Menentukan


Apapun keadaan seseorang, selagi jantungnya masih berdetak, dia masih disifati sebagai orang yang hidup. Tapi walaupun seseorang bibirnya menyunging senyum atau mungkin matanya terbelalak tanda penuh ketakjuban, tapi jika jantungnya berhenti berdetak, maka dia akan disifati sebagai orang yang mati. Berdetaknya jantung, sejauh ini dijadikan tanda adanya kehidupan. Awal berdetaknya jantung, adalah tanda awal kehidupan. Demikian juga saat detak jantung berakhir, menandai juga akhir jalan kehidupan manusia di dunia. Berdetaknya segumpal daging yang tersimpan tersembunyi di dalam rongga dada ini menentukan betul kehidupan ummat manusia.
Kali ini akan kita telaah bersama betapa keagungan Alloh Subhanahu wa ta’ala telah berjalan dengan sangat menakjubkan dibalik denyut demi denyut detak jantung kita, Insya Alloh.

 Pompa yang Menakjubkan
                Dapatkah kita menemukan desain sebuah pompa dengan klasifikasi sebagai berikut : Besarnya hanya satu kepalan tangan orang dewasa, terbuat dari bahan yang tak pernah aus. Harus sanggup memompa sampai 40 liter per menit, harus mampu beroperasi dengan optimal dalam kisaran suhu sedingin kutup utara sampai sepanas gurun Sahara yang membakar, harus mampu menyesuaikan ritme kerja secara otomatis dalam keadaan apapun dan harus mampu bekerja tanpa henti selama 70 sampai 100 tahun tanpa perbaikan apapun. Walau seluruh Insiyur berkumpul, mustahil mampu membuat pompa dengan klasifikasi operasional yang demikian.
                Namun Alloh Subhanahu wa ta’ala, dengan Keagungan dan Keperkasaan-Nya, telah menjadikan jantung kita menjadi sebuah mesin pompa yang bekerja dalam keteraturan dan ketepatan yang menakjubkan. Jantung manusia terus berdenyut guna menjamin darah terus mengalir sampai ke semua bagian tubuh. Rata-rata kecepatan denyut jantung manusia dalam keadaan normal adalah sekitar 70-80 kali setiap menit yang berarti kurang lebih 100.000 kali dalam sehari dan lebih dari 2 miliar kali selama hayat dikandung badan. Dari lebih dari 2 miliar kali berdetak itu, tidak sekalipun kita turut campur tangan ambil bagian di dalamnya. Semua telah dicukupkan oleh Alloh Subhanahu wa ta’ala dengan sifat Maha Pemurah-Nya.
                Sejak kapan jantung kita berdetak? Masya Alloh, jantung kita ternyata sudah bekerja semenjak diri kita sendiri bahkan belum sempurna terwujud. Saat empat bulan usia kandungan sang ibu, saat sebuah janin tidak lebih berupa segumpal daging yang jauh dari wujud manusia, Alloh Subhanahu wa ta’ala yang Maha Perkasa telah menciptakan jantung bagi sang janin dan menanamnya di rongga dadanya lalu menggerakkan jantung itu dan akan terus berdetak sampai 70 bahkan 100 tahun setelah kelak lahir ke dunia.         
                Berbeda dengan rancangan pada lengan dan kaki kita. Alloh Subhanahu wa ta’ala menciptakan jantung kita tersusun dari kumpulan otot jenis kardiak yang bekerja secara otomatis lepas dari kendali otak kita. Walau secara fisik otot yang menyusun jantung manusia serupa dengan otot-otot yang berkerja dibawah kesadaran, namun dalam cara kerjanya Alloh Subhanahu wa ta’ala merancang otot-otot jantung berkerja langsung atas perintah Khaliknya. Dengan sunatullah demikian walau kita terpulas dengan mimpi kita masing-masing, jantung kita tetap bekerja dalam perkhidmatannya kepada kita.
                Mekanisme yang terjadi pada kerja jantung telah banyak memberi ilham pada peralatan yang kelak dibuat manusia. Jantung manusia terbentuk dalam empat ruangan, dua bilik dan dua serambi. Dalam proses bekerjanya, darah bersikulasi antar ruangan tersebut. Ruangan bagian kanan jantung memompa darah dari tubuh untuk dikirim ke paru-paru. Kelak di paru-paru darah yang baru saja menempuh perjalanan menjelajah seluruh bagian tubuh ini membongkar muatannya berupa karbon dioksida dan sisa metabolisme lainnya. Setelah itu sel darah kembali memenuhi setiap ruangan dalam selnya dengan oksigen segar. Ruangan kiri jantung mengambil kembali darah yang telah “bongkar muat” di paru-paru yang kaya akan oksigen untuk dipompa kembali ke seluruh tubuh.
                Untuk menghindari darah yang telah mengalir balik arah, Alloh Subhanahu wa ta’ala menempatkan sebuah katup semacam klep berdaun. Seuntai urat menjaga gerak katub ini sehingga darah terus istiqomah mengalir dalam satu arah sepanjang kehidupan si empunya badan. Klep atau katup seperti ini terdapat di persimpangan antara serambi kanan dengan bilik kanan, serambi kiri dengan bilik kiri dan juga di pangkal nadi.
                Dalam setiap menitnya jantung mampu memompa darah sebanyak 5 liter. Bahkan dalam keadaan tertentu jantung mampu memompa hingga 40 liter per menit. Jika seluruh darah yang terpompa dari jantung ummat manusia tertumpah ke atas bumi, niscaya akan merubah permukaan bumi ini menjadi lautan darah.
Bila kita mengamati kerja jantung dan semua yang terjadi di dalamnya semenjak masih dalam kandungan sampai sepanjang hidup manusia, kita akan mendapati kenyataan yang menakjubkan sekaligus menunjukkan bukti betapa makhluk yang bernama manusia sangatlah rentan dan sangat bergantung kepada Khaliknya. Siapakah yang mampu membuat rancangan yang setiap detailnya penuh keseimbangan dan keteraturan tanpa cacat ini? Dalam keadaan demikian pantaskah manusia yang ternyata demikian kerdil, durhaka terhadap Penciptanya?
“Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (durhaka) terhadap Tuhanmu yang Maha Pemurah yang telah menciptakan kamu, menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuhmu) seimbang dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki Dia menyusun tubuhmu.” (QS. Al Infithaar 6-8)

Dibalik Merahnya Darah
                Dalam tubuh manusia terkandung 4 sampai 5 liter darah. Walau darah dalam penglihatan bisa tampak seperti segumpal cairan berwarna merah, namun sebenarnya Alloh Subhanahu wa ta’ala menciptakan darah tersusun dari  bermiliar sel-sel darah. Bila kita mengambil setetes darah, didalam terdapat kurang lebih 250 juta sel darah merah, 0,5 juta sel darah putih dan 15 juta keping darah. Setiap sel-sel tersebut adalah sebuah individu kehidupan yang mempunyai garis kehidupannya sendiri pula.
                Sel darah merah, sebagaimana namanya, makhluk super mungil ini berwarna merah karena mengadung sejenis protein bernama hemoglobin yang kaya akan zat besi. Tiap sel darah merah mengandung 250 juta molekul haemoglobin dan satu milyar atom besi. Berkat jasa hemoglobin, sel darah merah mampu meningkatkan daya angkut terhadap oksigen berlipat 100 kali dibanding seandainya sel ini tidak mengandung hemoglobin. Sel yang diproduksi oleh sumsum merah tulang pipih ini berumur tepat empat bulan dari “kelahirannya”. Jika telah sampai ajalnya, sel-sel ini dimusnahkan atau disimpan di dalam hati dan limpa.
Tugas yang diemban sel ini adalah mengangkut oksigen dan membagikannya secara merata ke seluruh sel tubuh yang total jenderal jumlahnya mencapai ratusan triliun sel. Sebab andilnya dalam mengedarkan oksigen inilah setiap sel yang menyusun jasad kita dapat mempunyai kehidupan.
Jika sel darah merah ngambek atau demo mogok kerja sebagaimana sering dibuat oleh para pekerja dalam dunia manusia, sistem kehidupan dalam tubuh kita akan kalang kabut. Lima menit saja pasokan oksigen ke otak mereka hentikan, sudah cukup menjadikan otak kita kolaps yang berujung kematian.
                Lain halnya dengan sel darah putih, sel yang sebutan lainnya Leukosit ini bertugas layaknya tentara berani mati dalam alam nyata. Sebagaimana tentara, sel darah putih berperan dalam melawan dan menghancurkan para penyusup dari golongan mikroorganisme, bakteri, virus dan sebangsanya yang nyelonong tanpa permisi menimbulkan gangguan stabilitas kesehatan dalam tubuh kita.
                Sel yang sebenarnya tak berwarna ini memang sakti mandraguna. Dia mampu berubah-rubah bentuk. Dan Juga Alloh Subhanahu wa ta’ala beri kedigdayaan dapat bergerak bebas dalam tubuh kita, bahkan dalam upayanya melumpuhkan para teroris kesehatan, sel yang dalam tubuh kita berjumlah hampir satu triliun ini mampu bergerak  keluar dari pembuluh darah dan masuk ke dalam jaringan tertentu dari tubuh manusia yang terinfeksi penyakit.
                Namun ada kalanya pada diri seseorang mengalami penambahan jumlah sel darah putih yang tidak terkendalai. Sehingga sel-sel yang memang “buas” ini bukan hanya memakan mikroorganisme pembawa  penyakit, dia bahkan juga ngamuk membabi buta dengan memakan sel darah merah. Sehingga jumlah sel darah merah akan turun secara dratis yang jika tidak cepat tertanggulangi akan berujung dengan kematian.
Keadaan yang sering disebut sebagai sakit kanker darah ini sebagai pelajaran. Betapa jika terdapat satu saja komponen  dalam  kehidupan kita tidak dalam tertib yang digariskan, maka tindakan tidak tertibnya akan membawa kehancuran bagi dirinya dan juga bagi yang lainnya.  
                Bila kita merasakan suhu tubuh kita meninggi karena gangguan flu, maka inilah dampak dari hebohnya ajang pertempuran antara sel darah putih melawan virus flu berikut mikroorganisme lain yang menyertainya. Sel yang juga berperan sebagai perawar racun ini berumur kurang lebih enam bulan. Jika ada satu sel yang telah berakhir “masa dinasnya”, sel baru segera dilahirkan mengantikan posisinya.
                Sebagaimana perannya, darah dituntut untuk mempunyai sifat sebagai cairan yang dapat mudah bergerak dan mengalir menyusuri pembuluh darah di sekujur tubuh kita. Mulai dari pembuluh utama yang lebar sampai pembuluh kapiler yang sangat sempit dan lembut. Dengan sifatnya yang demikian, jika timbul luka yang menyebabkan pecahnya pembuluh darah, darah akan sangat mudah tertekan ke luar.
                Namun Alloh Subhanahu wa ta’ala telah merancang komposisi darah kita demikian akurat. Resiko pecahnya pembuluh darah yang menyebabkan darah mengalir keluar dari pembuluh darah mendapatkan jalan keluar dengan cara yang sangat menakjubkan.
                Darah kita Alloh Subhanahu wa ta’ala lengkapi dengan bagian yang bernama keping-keping darah. Makhluk superimut yang hanya berdiameter 2 mikro mili ini berjasa besar dalam upaya mencegah darah tertumpah ke luar jika timbul luka pada pembuluh darah.
Cara kerja makhluk yang bentuknya tidak beraturan ini laksana petugas pemadam kebakaran yang super profesional. Jika ada pembuluh darah terluka atau terpotong yang menyebabkan darah keluar, sel pembeku bernama keping darah akan bereaksi cepat dengan memecahkan diri membebaskan sejenis enzim. Dengan bantuan ion kalsium dan vitamin K, enzim yang dibebaskan secara berantai akan bereaksi sampai akhirnya terbentuklah jalinan benang-benang fibrin yang menutup luka. Dengan tertutupnya luka oleh anyaman benang-benang fibrin darah akan terhenti keluar sekaligus proses penyebuhan luka berawal.

Dua Kali Keliling Dunia
                Beredarnya darah membawa oksigen dan sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh, adalah salah satu mekanisme terpenting dalam metabolisme tubuh manusia. 100 triliun sel yang menbangun tubuh kita kelangsungan hidupnya sangat bergantung kepada beredarnya darah. Maka untuk mendukung kerja besar ini, Alloh Subhanahu wa ta’ala telah menyiapkan tubuh kita dengan bangunan jaringan pembuluh darah menjalar menyeluruh menjangkau tempat setiap sel-sel tubuh berada
                Pembuluh darah yang merupakan saluran-saluran atau jalan-jalan tempat mengalirnya darah ini mulai dari yang berdiameter sebesar kelingking sampai yang sangat kecil dan halus sehingga hanya dapat dilalui sel-demi sel darah yang besarnya tak lebih 2 mikro mili.
                Kalau setiap sel dalam tubuh kita harus mendapat jatah pasokan oksigen dan makanan, padahal jumlah sel dalam tubuh kita puluhan ribu kali lipat jumlah manusia di muka bumi, maka alangkah panjangnya rangkaian pembuluh darah yang merupakan jalan-jalan bagi darah? Ya, jika pembuluh darah dalam tubuh kita diurai, mulai dari pembuluh-pembuluh yang besar sampai pembuluh-pembuluh kapiler yang lembut, lantas disambung bagian per bagian, maka dapat mencapai panjang 100.000 km. Untaian sekian panjang ini dapat digunakan untuk  dua kali mengelilingi dunia. Ini artinya hanya butuh sambungan pembuluh darah dari1.500 orang saja untuk mencapai panjang sejauh jarak bumi sampai matahari. Sungguh luar biasa ternyata detail dari stiap bagian tubuh manusia. Maka alangkah ruginya jika manusia tidak menyadari akan keagungan nikmat ini, sehingga tidak mampu mensyukurinya.
                Alloh Subhanahu wa ta’ala tidak hanya merancang sruktur darah berikut pembuluh darah, tapi bagaimana tertib peredarannyapun dalam kendali yang telah terukur dalam kadar-kadar yang tepat benar guna memberi kemanfaatan terbaik bagi manusia.
Sebagai contoh adalah laju kecepatan sel darah untuk menempuh perjalanan pulang balik dari jantung sampai posisi lutut tidak lebih satu menit saja. Jika seandainya darah kita melaju dengan tekanan dan kecepatan yang lebih rendah dari itu, maka darah tidak akan mampu melewati pembuluh-pembuluh kapiler yang sempit. Jika ini terjadi, sebagian besar sel darah akan menemui ajalnya. Dan jika itu terjadi, bagian demi bagian tubuh kita akan menjadi sebab kematian. Awal dari keadaan ini adalah serangan “keloyoan” yang menjadikan tubuh kita seakan tak bertulang.
Sebaliknya jika tekanan dan laju kecepatan darah berada dalam kadar di atas normal, jebolnya pembuluh darah mengancam kehidupan kita dan kehidupan menjadi tidak pernah wujud. Paling tidak saat seperti itu kita akan merasakan kejangnya seluruh ruas tubuh dan kepala kita akan terasa pusing, bukan hanya tujuh keliling, mungkin dua puluh satu keliling. Demikian panjang pembuluh darah yang menjalar dalam tubuh kita. Demikian panjang juga perjalan tetes demi tetes darah untuk mendukung kehidupan kita. Sementara tidak sedikit andil kita turut serta dalam kerja maha hebat ini. Semua proses ini dari awal hingga akhir, dari proses terbentuknya sel demi sel darah, berdetak jantung sampai mengalirnya darah menyusuri setiap setiap bagian tubuh kita telah secara sempurna ditata, diatur dengan penuh kecermatan tanpa cela dalam keseimbangan tanpa cacat. Dialah Alloh Subhanahu wa ta’ala, hanya Dia yang mampu membuat karya maha besar ini. Betul-betul manusia bergantung hidupnya hanya kepada Alloh Subhanahu wa ta’ala.

“Hai manusia, kamulah yang memerlukan Alloh, dan Alloh Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.” (QS. Fathiir,15)

4 Bulan untuk Wali Alloh     
                Sel-sel darah yang terdapat dalan tubuh kita kualitas dan  karakternya sangat dipengaruhi oleh makanan yang kita makan. Bila seseorang menjaga makanannya hanya dari yang halal dan dicari dengan cara yang halal juga, maka mengalir dalam tubuhnya darah yang bersih. Kedaan demikian ini biasanya dapat ditandai dalam kesehariannya. Orang yang mampu menjaga makanannya akan Alloh Subhanahu wa ta’ala beri kemudahan dalam taat kepada-Nya dan Rasul-Nya.
                Maka tidaklah berlebihan jika ada yang mengatakan bahwa jika seseorang mampu menjaga makanannya (dan juga amal-amal lainnya) selama empat bulan, akan menjadi Wali Alloh. Mengapa demikian? Dengan menjaga makanan selama 4 bulan hanya dari bahan yang halal dan dicari dengan cara yang halal, maka kelak sel darah merah dalam tubuhnya akan berganti menjadi sel-sel darah yang bersih dan suci. Hal ini berkaitan umur sel darah merah, dimana masing-masing sel setiap 4 bulan akan mati dan berganti dengan sel yang baru.
Ya Alloh …mampukanlah aku untuk menjaga makanan yang masuk ke lambungku, hanya dari bahan yang halal dan dari sumber yang Engkau ridhoi…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar